Mengenal Lebih Jauh Manajemen Pengelolaan Bavas BPPSDMP Kementan

By Admin


nusakini.com - Lembang - Seperti diketahui, Bandung Vegetative Station (Bavas) memiliki Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan/Corfarmer) yakini kelompok-kelompok yang terdiri dari petani-petani yang berjumlah 30 orang dan memiliki konsep-pelatihan yang disesuaikan dengan target atau permintaan pasar. 

Di tahun 2017, Bavas telah memiliki 20 corefarmer dan pada tahun 2018 sudah 8 corefarmer yang telah menjalani pelatihan. Bavas memiliki 4 Gapoktan yakini di parompong, cisarua, lembang, dan ada di bandung utara. Gapoktan memiliki landasan koperasi maka ada pemilihan pengurus secara demokratis.

Ketua Gapoktan Lembang, Dodih memaparkan Bavas memiliki skema model simulasi nyata di mana sebuah lembaga packing house yang kelompok-kelompoknya menyebar dan membuat suatu wadah yang terintegrasi dari bawah ke atas. 

“Konsep tersebut memiliki alur sistem kerja yang telah rapi. Setelah produsen/corefarmer menaman dan memanen, kemudian produksinya akan dikirim ke Bavas sebagai Pakaging House dan dari Bavas akan dikirim ke Ekportir yakini sebagai Pasar”, jelas Dodih ketika memaparkan sistem manajemen dan sinergi Bavas dan Gapoktan di hadapan awak media, di Desa Cikadang Kecamatan Lembang Bandung Jabar, Kamis (12/7/2018)

Dodih menambahkan, dari segi teknis administrasi Bavas mengeluarkan faktur yang langsung ditransfer ke corfarmer yang selururh anggota petaninya mengetahui berapa omset yang di dapat.

“Untuk komoditas ekspor, Bavas sudah berjalan selama satu setengah tahun. dan untuk lokalnya akan digarap setelah komoditas expornya berjalan dengan baik”, paparnya.

Seluruh proses bisnis di Bavas, kata Dodi, awasi oleh Balai, Dinas dan semua pihak yang terkait. 

“Makanya Bavas dijalankan dengan sangat hati-hati karena informasinya semua transparan”, kata Dodih.

Dodih berharap, ke depannya kelembagaan bisnis petani seperti ini semakin kuat dan maju sehingga mampu menjadikan petani sejahtera, mandiri dan berdaulat. (al/ma)